Pages

Monday, September 30, 2013

Waking up when september ends

So here I am, right here in front of laptop, with physics book beside, welcoming October, waking up when September ends :}
Gak kerasa ya udah Oktober aja. Gak kerasa ya minggu depan udah MID aja. Klasik sekali... Satu minggu ini berencana untuk produktif. Di sisi lain masih banyak kegiatan-kegiatan yg harus dijalanin dan hal-hal yg harus diurus. Di sisi lain sebenernya di minggu ini masih banyak ulangan-ulangan harian yg belum. Remuk. Jadi, boleh pak hashtag aku kudu piye gak? TT

My deskmate got this quotes on her birthday from her 'Secret Admirer'

"The moment of impact. The moment of impact proves potential for change. Has ripples effects far beyond what we can predict. Sending some particles crashing together. Making them closer than before. While sending others spinning off into great ventures. Landing them where you've never thought you've found them. That's the thing about moments like these. You can't, no matter how hard you try, controlling how it's gonna affect you. You just gotta let the colliding part goes where they may. And wait. For the next collision."

Life is all about moment of impact

"If we were meant to be together, we would be together.
No matter what challenges that keeps us apart, we'll always find a way back to each other." - Leo, The Vow.

Friday, September 27, 2013

Mirror

I don't wanna lose you now 
I'm looking right at the other half of me 
The vacancy that sat in my heartis a space that now you hold.. 
Show me how to fight for now 
And I'll tell you baby, it was easy 
Coming back here to you once I figured it out, 
you were right here all along...
Ah. Perasaan macam apa ini? Ya mungkin emang akunya aja yg terlalu berharap. Padahal ya sadar sendiri harapan-harapannya itu sesuatu yg gak mungkin. Alihkan, alihkan! We just wanna have fun :))

This is the way how I caught Kepler's law theory from Mr. Nana

"Percayakah kau pada hukum Kepler?
Dalam setiap rotasi pasti akan terjadi kesetimbangan
Maka tidak ada perjalanan yg bersifat konstan
Dia tertarik, tapi ia tidak terjatuh
Karena saat dia dekat, ia bergerak cepat
Kemudian saat dia jauh, ia bergerak lambat."
- 26/09 at Physics Class :))
 

Kejam, memang

Satu hal pasti yg diperbuat oleh jarak adalah kerinduan, Kawan. Lalu kemudian dengan jarak yg ada sekarang, apakah harus diperluas atau dipersempit, itu merupakan pilihan.

Thursday, September 19, 2013

If I could

Kayak apa yg pernah aku bilang. Sebenernya ya cuma takut, takut terbiasa dengan cara yg seperti ini. Somehow, terbiasa gak sama dengan nyaman. Dan yg aku takutkan adalah terbiasa, bukan nyaman. Karena ini bukan tentang nyaman atau tidak, tapi terbiasa atau tidak. Lalu kemudian aku memilih untuk lebih banyak diam.

Friday, September 6, 2013

Pada dasarnya setiap orang berhak untuk berbicara

Sesungguhnya hal yg dibutuhkan dari seseorang yg sedang bercerita hanyalah seorang pendengar. Pendengar yg kalau dia tidak bisa memberi nasihat atau kata-kata bijak, hanya sekedar mendengarkan saja itu sudah cukup. Pendengar yg jika dia mempunyai cerita semacam cerita yg sedang ia dengar, tidak dengan secara tega membandingkan cerita yg sedang ia dengar dengan cerita yg dia punya. Karena sesungguhnya seseorang yg ingin bercerita tidak suka dibanding-bandingkan, apalagi oleh pendengar. Setiap orang pasti punya keinginan untuk berbagi cerita, setiap orang otomatis juga pasti punya hak untuk memenuhi apa yg diinginkan, bukan? Klasik :))
Hai, Kalian yg berbahagia. Apa kabar?
'Thank you for everything that we had passed.' :')

Monday, September 2, 2013

Kangen banget lho, Kak :'>

Maybe it's just me

via bungaftmh
Kalau boleh jujur aku speechless aja dapet kata-kata itu waktu blogwalking tadi. Iya, tadi aku sempet blog walking ke banyak blog yg sering aku walking-in dan amazed me aku dapet kata-kata semacam itu.
Pertanyaannya adalah, coba deh, dikondisikan. Di saat kamu berharap, gak banyak kok, cuma sedikit, itu pun pake banget, di saat kamu gak pernah ketemu sama seseorang karena dipisahkan jarak, lalu kemudian kamu punya satu angka di kalender yg jelas-jelas udah pasti, dimana kamu dan seseorang tersebut akan ketemu di tempat dan waktu yg sama, bukan karena kalian berdua janjian tapi karena kalian memang diharuskan walau emang cuma bukan kalian. Tapi, sungguh jarak itu kejam kan? Kadang rindu aja lama-kelamaan bisa habis kalo jaraknya tetep terbentang. Kadang juga jarak bisa kikis habis perasaan yg sebenernya udah lama ngisi setiap inci jarak yg memisahkan. Apalagi cuma satu angka yg cuma jelas di kalender tapi gak di kenyataan. Lalu apa? Semakin angka itu dekat, semakin harapanmu meningkat. Harapan apa? Harapan untuk hanya sekedar bisa bicara, ngobrol, berbagi cerita. Harapan untuk hanya bisa sekedar tersenyum satu sama lain, tapi sama-sama tau seberapa besar rasa keinginan dan rindu itu ada walau cuma dengan cara yg kayak gitu. Itu baru harapan. Kemudian bagaimana? Di angka yg menampung semua harapan yg ada, yg satu melihat yg lainnya, begitu juga yg lainnya melihat yg satunya. Bertemu tatap, tapi berlawanan dari harapan, tanpa senyuman. Di angka yg menampun semua harapan yg ada, di tempat yg sama, di waku yg bersamaan, mereka sama-sama tau kalau mereka dalam satu tempat yg sama tapi kesempatan itu gak digunakan sesuai harapan dan rencana masing-masing. Mereka ada, tapi kayak gak ada. Percuma. Sia-sia. Gak ada artinya. Setelah itu kamu bisa apa? Di saat harapan yg kamu punya menipis tanpa habis, di saat itu juga kamu lihat dia begitu juga dia melihat kamu, tepat di mata. Tanpa hitungan detik yg lebih kemudian dia memalingkan muka. Jauh di depan. Tapi itu satu-satunya jalan. Mau gak mau harus kamu lewatin, yg itu artinya kamu juga harus lewatin dia. Harapanmu jelas masih ada, toh kesempatan bener-bener jelas. Tapi entah semesta sedang mempermainkan mereka atau bagaimana alasannya, kamu sukses, sukses ngelewatin tubuh yg lagi gak natap ke arah kamu sama sekali. Sekarang, setelah jalan habis oleh langkah, keajaiban yg disebut-sebut orang di saat-saat terakhir pun tetep gak terwujud. Kamu emang udah sampai di tempat yg kamu tuju, tapi tepat kamu udah di tempat yg kamu tuju, dia balik badan, kemudian kamu cuma bisa diam liat dia lari keluar, tanpa bicara apa-apa karena sampai saat kamu liat dia lari keluar dan kamu gak liat dia lagi di angka yg udah kamu tunggu itu-itu, kalian masih tetep diselimuti oleh bisu yg entah kenapa.
Adalah, mungkin gak ada perasaan lain yg kamu rasain selain kecewa. Dan entah kamu masih berani berharap untuk harapan yg sama di lain kesempatan atau gak. Karena sekeras apa pun otak bilang untuk tetep berfikir positif, tapi kalau udah menyangkut hati, gak ada yg bisa ngalahin apa yg dimau sama dia. Jadi, apakah salah kalau kamu berfikiran negatif lalu kemudian harapanmu benar-benar habis?

Looks like a paragraph of desperation?

Kalau dibilang galau enggak, kalau dibilang gak galau juga enggak. Jadi? Ya, entahlah, aku juga gak paham. Aku gak pengen kayak gini trus.... Feeling blue semacam kayak gini. Efek warna favorit kah? Poor me.
Kadang sering sih, dengan caraku yg sekarang untuk bawa hari yg ada, yg aku punya, tiba-tiba perasaan khawatir yg iseng-iseng muncul tapi berlebihan tentang pertanyaan-pertanyaan yg gak akan pernah ada jawabnya. How if? Kalau aku terlanjur jadi orang yg kayak sekarang. How if? Bisa aja kan aku lupa how I used to be, aku yg seharusnya gitu? How if? Gak ada jalan keluarnya..... Aku takut.
Ini gimana ya, aku bukan orang yg verbal, ini pertama kalinya aku ngomong tapi bukan berarti jadi yg terakhir kalinya juga aku ngomong gitu. Tapi emang bener, aku bukan termasuk orang yg verbal, jadi kadang apa yg mau aku bilang gak sesuai sama omongan yg keluar. Kadang malah gak bisa nyampein apa yg bebenernya hati pengen bicarain. Well. Aku gak mau bilang kalau semakin hari semakin tertutup, but somehow, that was the reality. Jadi, ya.... apa pun alesannya, bahkan kalau pun emang masih ada alesan, entah ini sesungguhnya otak, hati, atau ego ku yg bicara, but I much more likely to have my life ruled by my mom over there, not here. So please take me away from here...

Front-camera syndrome (of me)

Jadi, sekarang nih ya, kan udah banyak tuh HP yg ada camera depannya. Apalagi, kebanyakan di iPhone atau gak di andorid gitu kan? Nah, ditambah lagi, banyak aplikasi photo effects yg macem-macem lagi, yg bisa bikin putih, bikin warna-warni, bikin kurus, bikin gak chubby, bikin jerawat ilang semua, tai lalat ilang juga bisa. Trus kenapa? Trus, aku ngetik ini iseng aja sih, bukan mau promosi, bukan mau cerita serius gitu. Ini beneran murni cuma iseng aja, bosen abis nonton Beautiful Creatures tapi belum pengen tidur dan kebetulan sinyal wifi bisa sampe kamar kan sayang ya kalo gak dipake, yaudah deh isengnya keluar. Tuh kan pertanyaan kenapanya malah belum dijawab kan.... Kenapa? Cuma heran aja, jaman sekarang nih ya... Orang-orang itu punya kelainan sindrom kamera depan deh ya kayaknya. Kalo gak percaya, coba aja liat, coba aja perhatiin, orang-orang yg paling deket deh, temen-temen, sohib-sohib nongkrong nih, kalo udah kumpul, trus entah pake hp sendiri atau pake hp temen, entah foto sendiri berdua atau bareng-bareng, pasti deh, pasti, pasti, pasti! foto foto berbagai pose dari pose yg bahagia banget, sembik banget, sampe miris banget gitu... pake front-camera :))) terutama c e w e k, dan kayaknya emang selalu cewek sih tapi, ya aneh banget kan ya kalo liat cowok foto-foto pake front camera gitu mah alay banget kali ya lol.
Ini jangan salah paham lho ya, bukan mau maksud nyinggung orang-orang yg udah pada kena sindrom apa gimana, cuma aku pengen mengungkapkan pendapat aja, masalahnya aku juga kayaknya juga kena itu sindrom kok :)))
By the way hal-hal yg akan muncul di bawah ini membahayakan lho....
Di dufan nih :3
Sama Ayak :))
Sama teteh kesayangan :3
Looks like an alien (O.O)
Sama adik-adik tersayang nakal
W/ Ayax lageeee
W/ Annis&Anggun.
W/ Apik&Pita.
W/ Apik, Anton, Dika&Ayak :B
Ya kurang lebih ya kayak gitu itu lho yg punya blog kalo udah kena sindrom kamera depan, maap maap yak :))